Jadilah Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas - Polantas RI

Tuesday, September 9, 2014

Cara Menggunakan Transmisi Matic

Kehadiran mobil dengan transmisi automatic menjadi berkah bagi mereka yang tinggal di kota-kota besar dengan tingkat kemacetan yang tinggi, seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Tak hanya terbatas pada jalanan yang macet, mobil matic juga hadir untuk memanjakan kaki dan pikiran para pengemudinya dari beberapa konsep dalam mengendarai mobil manual, seperti: menginjak kopling, setengah kopling, menyelaraskan kopling dengan gas, dan sebagainya.

Transmisi 4AT pada Toyota Rush

Oleh karena itulah,  mobil dengan transmisi matic tak hanya digandrungi kaum Hawa tapi juga kaum Adam. Semboyan “Gentlemen Use 3 Pedal” tak berlaku bagi warga yang tinggal di wilayah macet. Bahkan, mobil matic sudah menjadi trend dikalangan anak muda.

Berikut ini, merupakan informasi dasar bagi para pembaca untuk dapat mengenali dan memahami transmisi matic. Sehingga bagi mereka yang sudah mengenal transmisi manual bisa cepat beradaptasi dan bagi pemula yang baru ingin belajar mengemudi mobil matic, tulisan ini bisa dijadikan panduan. Dari beberapa tipe transmisi automatic, tulisan ini hanya akan mengulas tipe Automatic Transmision (AT) dengan 4 percepatan (4AT) atau model konvensional.

1.    Pertama kita harus memahami dulu moda pengoperasian transmisi standar 4AT, seperti: P, R, N, D, D-3/ 3 (OD), 2, L.

2.    Park (P)
Posisi ini merupakan posisi wajib yang harus dipakai ketika mobil dalam keadaan parkir. Pada posisi ini, mobil tidak akan bisa digerakkan ke depan maupun ke belakang. Pada posisi ini pula kunci mobil baru bisa dicabut. Pastikan mobil benar-benar berhenti sebelum memindah tuas ke posisi (P) untuk menghindari kerusakan.

3.    Reverse (R)
Posisi ini sama dengan mobil manual, yakni dipakai bila kita ingin menggerakan mobil mundur. Injak pedal rem dan pindahkan tuas ke posisi (R) dan lepaskan rem secara perlahan, maka mobil secara otomatis akan bergerak mundur. Pastikan juga mobil benar-benar berhenti sebelum memindah tuas ke posisi (R) untuk menghindari kerusakan.

4.    Neutral (N)
Bila tuas berada pada posisi (N), maka mobil tidak akan bergerak. Hal ini sama dengan posisi (N) di mobil manual. Posisi ini digunakan bila mobil berhenti sejenak, seperti di lampu merah, ataupun macet dalam waktu yang agak lama. Memindahkan tuas ke posisi (N) bisa menghemat kampas rem dan kampas kopling. Posisi ini juga bisa dipakai saat parkir pararel agar mobil bisa didorong maju dan mundur. Pastikan mobil benar-benar berhenti sebelum memindah tuas ke posisi (N) untuk menghindari kerusakan.

5.    Drive (D)
Posisi D dipakai untuk menjalankan mobil ke depan dengan kondisi jalan datar. Kecepatan bisa didapat dengan mengatur tekanan kaki kita pada pedal gas. Akan terasa perpindahan gigi secara otomatis. Cepat lambatnya laju kendaraan tergantung pengaturan gas kita. Pada posisi ini kita bisa memacu kecepatan mobil sampai titik maksimal. Mesti diingat bahwa setelah memindah tuas pada posisi (D) jangan langsung tancap gas, tapi biarkan mobil melaju perlahan dengan sendirinya. Setelah itu baru tambahkan gas dengan perlahan. Agar transmisi kita bisa berumur panjang.

6.    D-3 atau 3 atau Over Drive (OD)
Posisi ini dipakai untuk membatasi kecepatan mobil, maksimal pada tingkat 3 (gear 3rd). Sehingga meskipun gas ditekan penuh tidak akan melebihi percepatan di gear 3rd. Posisi ini cocok untuk kontur jalan yang banyak tanjakan dan turunan dan tidak terlalu tinggi, seperti kontur jalan di tol Cipularang (Jakarta-Bandung). Bila tuas di posisi D-3 juga bisa dipakai untuk menyalip (overtaking), namun setelah itu mesti dikembalikan ke posisi semula.

7.    D-2 atau 2
Tuas diposisi D-2 atau 2 dipakai untuk menghadapi jalanan yang menanjak, tapi tidak terlalu curam. D-2 ini sama dengan fungsi “gigi 2” di mobil manual. Posisi ini membuat mobil memiliki tenaga lebih besar untuk menghadapi tanjakan. Posisi ini juga dipakai untuk menghadapi jalanan yang menurun dan panjang, karena berfungsi sebagai engine brake.

8.    Low (L)
Sama seperti D-2, posisi (L) juga dipakai untuk menghadapi jalanan yang menanjak, tapi terjal. Jadi bila kita menemui tanjakan yang terjal tuas harus digeser ke posisi (L). Posisi ini sama dengan “gigi 1” dimobil manual. Bagi para pengendara mobil manual pasti lebih mudah membayangkannya. Posisi (L) juga dipakai untuk menghadapi turunan yang sangat curam, karena berfungsi juga sebagai engine break.

9.    Tombol Shift Lock
Tombol ini fungsinya adalah untuk memindahkan tuas ke posisi (N) sewaktu kunci dicabut. Hal ini dilakukan agar mobil dapat didorong maju dan mundur. Karena itulah Shift lock dipakai ketika kita sedang memarkirkan mobil secara pararel. Geser tuas keposisi (P), kemudian matikan mesin dan cabut kontak (kontak hanya bisa dicabut ketika tuas ada diposisi (P). Namun, pada posisi tersebut mobil tidak bisa digerakkan maju dan mundur. Sedangkan bila tuas diposisikan ke (N) maka kunci tidak bisa dicabut. Di sinilah tombol shift lock ambil bagian. Caranya, tekan tombol shift lock dan tahan, kemudian geser tuas dari posisi (P) menuju (N), jika sudah, silahkan lepas tombol shift lock anda. Pastikan rem tangan (hand brake) tidak aktif. Sekarang mobil anda sudah bisa didorong maju dan mundur (Cara ini berbeda untuk tiap mobil, jadida juga yang menggunkan kunci dan tombol pada tuas. Jadi anda juga bisa melihat buku panduannya).

Demikianlah, gambaran singkat mengenai penggunaan transmisi automatic. Untuk lebih jelasnya, kita bisa belajar dari buku panduan. Karena, sebagaimana sudah dijelaskan di atas, simbol atau moda transmisi matic ini berbeda-beda pada setiap mobil. Meskipun begitu prinsip penggunaannya adalah sama. Selamat Berkendara dan jangan Lupa Patuhilah Rambu-Rambu Lalu-Lintas.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...